Tasyabbuh
(menyerupai suatu kaum)
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud dan
Ahmad, dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu hasan).
Menurut hadits tersebut
orang yang gaya hidupnya menyerupai umat yang lain (tasyabbuh)
hakikatnya telah menjadi seperti mereka. Lalu dalam hal apakah tasyabbuh
itu? Al-Munawi berkata: “Menyerupai suatu kaum artinya secara lahir
berpakaian seperti pakaian mereka, berlaku/ berbuat mengikuti gaya mereka dalam
pakaian dan adat istiadat mereka”.
Satu di antara berbagai bentuk tasyabbuh
yang sudah membudaya dan mengakar di masyarakat kita adalah pakaian Muslimah.
Mungkin kita boleh bersenang hati bila melihat berbagai mode busana Muslimah
telah mulai bersaing dengan mode-mode busana jahiliyah. Hanya saja masih sering
kita menjumpai busana Muslimah yang tidak memenuhi standar seperti yang
dikehendaki syari’at. Busana-busana itu masih mengadopsi mode ekspose aurat
sebagai ciri pakaian jahiliyah. Adapun yang lebih memprihatinkan lagi adalah
busana wanita kita pada umumnya, yang mayoritas beragama Islam ini, nyaris tak
kita jumpai mode pakaian umum tersebut yang tidak mengekspose aurat. Kalau
tidak memper-tontonkan aurat karena terbuka, maka ekspose itu dengan
menonjolkan keketatan pakaian. Bahkan malah ada yang
lengkap dengan dua bentuk itu; mempertontonkan dan menonjolkan aurat. Belum
lagi kejahilan ini secara otomatis dilengkapi
dengan tingkah laku yang -kata mereka- selaras dengan mode pakaian itu. Na’udzubillahi
min dzalik.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah bersabda: "Dua
golongan ahli Neraka yang aku belum melihat mereka (di masaku ini) yaitu suatu
kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli manusia dengan
cambuk itu. (Yang kedua ialah) kaum wanita yang berpakaian (tapi kenyataan-nya)
telanjang (karena mengekspose aurat), jalannya berlenggak-lenggok
(berpenampilan menggoda), kepala mereka seolah-olah punuk unta yang bergoyang.
Mereka itu tak akan masuk Surga bahkan tak mendapatkan baunya, padahal baunya
Surga itu tercium dari jarak sedemikian jauh”. (HR.
Muslim, dari Abu Hurairah z, shahih).
Jika tasyabbuh dari aspek busana wanita saja sudah sangat
memporak-porandakan kepribadian umat, maka tidak ada alasan bagi kita untuk
tinggal diam. Sebab di luar sana sudah nyaris seluruh aspek kehidupan umat
bertasyabbuh kepada orang-orang kafir yang jelas-jelas bergaya hidup jahili.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar