Rabu, 28 Desember 2016

Dampak dan Upaya Memelihara Pluralisme Agama

DAMPAK PLURALISME AGAMA DALAM BERMASYARAKAT
1. DAMPAK POSITIF
a. toleransi dalam Bergama
b. terjadinya kerukunan antar  umat beragama di Indonesia
2. DAMPAK NEGATIF
a. munculnya berbagai sekte yang mengatas namakan HAM
b. bisa menjadi asal pertikaian antar umat beragama jika pluralisme ditanggapi secara berlebihan

UPAYA-UPAYA DALAM MEMELIHARA PLURALISME AGAMA
1. ADANYA KESADARAN ISLAM YANG BENAR
Pluralisme dalam masyarakat Islam memiliki karakter yang berbeda dari pluralisme yang terdapat dalam masyarakat lain. Ciri khas dalam Islam meniscayakan adanya perbedaan baik itu perbedaan ras, suku, etnis, sosial, budaya dan agama. Dan pluralisme tidak dimaksudkan sebagai penghapusan kepribadian Islami. Kesadaran Islam yang cerdas merupakan faktor yang menjamin pluralisme dan menjaganya dari penyimpangan dan kesalahan. Kesadaran Islam yang cerdas tidak pernah menutup diri dari berbagai kecenderungan yang positif obyektif. Bahkan kecenderungan itu bisa jadi akan menambah keistimewaan agama Islam itu sendiri.
Kesadaran Islam yang sehat akan mampu melihat dengan jernih sisi kebenaran yang terdapat dalam agama lain karena semua agama punya nilai-nilai kebenaran yang bersifat univerasl, tidak fanatisme agama secara berlebihan dan selalu membuka diri dengan orang lain walaupun berbada agama dan keyakinan. Bila sikap seperti ini dimiliki oleh setiap muslim, maka pluralisme agama dapat berkembang dengan baik yang pada akhirnya akan tercipta kerukunan dan toleransi umat beragama yang baik dan harmonis ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA
Salah satu faktor utama penyebab terjadinya konflik keagamaan adalah adanya paradigma keberagamaan masyarakat yang masih eksklusif (tertutup). Pemahaman keberagamaan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena pemahaman ini dapat membentuk pribadi yang antipati terhadap pemeluk agama lainnya. Pribadi yang tertutup dan menutup ruang dialog dengan pemeluk agama lainnya. Pribadi yang selalu merasa hanya agama dan alirannya saja yang paling benar sedangkan agama dan aliran keagamaan lainnya adalah salah dan bahkan dianggap sesat.Paradigma keberagamaan seperti ini (eksklusif) akan membahayakan stabilitas keamanan dan ketentraman pemeluk agama bagi masyarakat yang multi agama.
Membangun persaudraan antarumat beragama adalah kebutuhan yang mendesak untuk diperjuangkan sepanjang zaman. Persaudaraan antarsesama umat beragama itu hanya dapat dibangun melalui dialog yang serius yang didasarkan pada ajaran-ajaran normatif masing-masing dan komonikasi yang intens, dengan dialog dan komonikasi tersebut akan terbangun rasa persudaraan yang sejati. Dengan terwujudnya rasa persaudaran yang sejati antar sesama umat, maka akan sirnalah segala sakwa sangka di antara mereka
Dialog antar umat beragama mempersiapkan diri untuk melakukan diskusi dengan umat agama lain yang berbeda pandangan tentang kenyataan hidup. Dialog tersebut dimaksudkan untuk saling mengenal, saling pengertian, dan saling menimba pengetahuan baru tentang agama mitra dialog. Dengan dialog akan memperkaya wawasan kedua belah pihak dalam rangka mencari persamaan-persamaan yang dapat dijadikan landasan hidup rukun dalam suatu masyarakat, yaitu toleransi dan pluralisme. Agama Islam sejak semula telah menganjurkan dialog dengan umat lain, terutama dengan umat Kristen dan Yahudi yang di dalam al-qur’an disebut dengan ungkapan ahl al-Kitab (yang memiliki kitab suci).
3. MENGGALI SEMANGAT
Dalam menggali semangat pluralisme kita harus menjaga sikap-sikap toleransi kepada umat agama lain. Karena hal ini merupakan landasan agar pluralisme dalam beragama dapat tercipta dengan baik dan antar umat beragama dapat bermasyarakat dengan baik tanpa saling mengucilkan atau menjelek-jelekan agama lain.
4. SALING MENJAGA TEMPAT-TEMPAT PERIBADATAN
Dalam hal ini kita harus menjaga tempat peribadatan umat beragama, baik dalam hal kenyamanan maupun keamanan. Karena jika umat agama lain dapat menjalankan ritual keagamaannya dengan tentram maka hal itu pula yang akan terjadi pada hubungan antar umat beragama.
5. SALING MENIADAKAN BENTUK KONFLIK APAPUN
Hal ini lebih merujuk kepada kesadaran kelompok agama untuk tidak mencampuri urusan internal umat beragama lainnya, karena hal ini merupakan sebuah privasi bagi suatu klompok  umat beragama yang sedang memiliki konflik intern.
6. SALING MENJAGA RELASI ANTAR UMAT BERAGAMA
Agama secara normatif-doktriner selalu mengajarkan kebaikan, cinta kasih dan kerukunan. Dalam hal ini agama mengajarkan untuk menghormati umat agama lain, dan hal ini sangat ditekankan oleh semua agama terlebih lagi agama Islam. Dalam ajaran islam penghormatan kepada umat agama lain sangat dianjurkan karena dengan menghormati agama lain, maka umat agama lain akan memberi apresiasi yang sama terhadap umat Islam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar