Senin, 19 Desember 2016

Aspek Pendukung Perubahan



Pendidikan merupakan salah satu aspek penting pendukung kemajuan suatu bangsa. Ada pepatah yang mengatatakan bahwa, “Kemajuan suatu bangsa bergantung pada pendidikannya dan kemajuan pendidikan suatu bangsa bergantung pada pemudanya”. Pendidikan menguasai semua aspek kehidupan manusia, dari membuka mata hingga memejamkannya semua mengandung unsur pendidikan. Pendidikan yang berkembang saat ini tidak bisa disamakan dengan pendidikan ketika awal berkembangnya yaitu pada zaman Rasulullah SAW.
Pendidikan selalu berkembang dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk itu, apabila pendidikan tidak didesain sesuai dengan perkembangan zaman atau mengikuti arus kemajuan zaman, maka pendidikan tidak mudah diresap oleh penerima pendidikan. Sedangkan para generasi muda merupakan the Agent of Change yang akan menjadi pemegang tanggung jawab kemajuan bangsanya. Selain itu apabilan pendidikan itu tidak dapat mengikuti laju perkembangan zaman makan pendidikan itu akan ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman itu sendiri, dalam artian pendidikan hanya akan menjadi dongeng sebelum tidur yang tiada memiliki arti penting di jiwa penerima pendidikan.
Pendidikan harus relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat pada era sekarang, baik pada konsep, materi dan kurikulum, proses, fungsi serta tujuan lembaga-lembaga pendidikan. Pendidikan saat ini dihadapkan pada tantangan kehidupan manusia era modern, dengan demikian pendidikan harus diarahkan pada kebutuhan masyarakat modern. 
Telah kita ketahui dari pemaparan diatas bahwa pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan. Pendidikan pun terdapat pula dalam bidang-bidang lain, seperti ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya dan lain sebagainya. Pendidikan dapat menghantarkan suatu bangsa pada suatu kejayaan, karena semua aspek kehidupan menjadi pendukungnya. Pendidikan yang layak seharusnya dapat sampai kepada penerima pendidikan, yaitu generasi muda generasi penerus bangsa. Bila melihat sejarah nabi Muhammad SAW., pendidikan berkembang begitu cepat. Muhammad SAW., merupakan salah satu pendidik terbaik dalam pendidikan, salah satunya ialah pendidikan islam. Rasulullah pun tiada hentinya menimba ilmu dan menyebarkan ilmu, dimana pun dan kapan pun. Ilmu tiada artinya bila tanpa pengamalan, ilmu tiada artinya bila tanpa pengaplikasian. Dunia modern saat ini sangat membutuhkan pemuda yang dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dan mengamalkan ilmunya kepada lingkungannya.
Dalam pendidikan Islam, proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan Rasulullah dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa yang manusia lain tidak dapat melakukan hal yang sama. Hasil pendidikan islam periode Rasulullah terlihat dari kemampuan muruid-muridnya (para sahabat) yang luar biasa. Kemudian murid dari para sahabat Rasulullah banyak yang menjadi ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan sains, teknologi, astronomi, filsafat, yang menghantarkan islam kepada gerbang keemasan. Semakin tinggi padi tumbuh keatas, semakin besar angin mengancamnya. Semakin tinggi ilmu seseorang maka akan semakin kuat pula ujian yang akan dihadapinya. Ujian tersebut dapat berasal dari diri sendiri ataupun dari lingkungan luar dirinya. Nabi Muhammad dalam mendidik umatnya beiau tidak menyelipkan rasa paksaan melainkan Rasul menjadikan umatnya merasa membutuhkan pendidikan sehingga mereka dengan sendirinya yang akan mencari pendidikan tersebut. Adapun garis besar materi pendidikan  anak dalam islam yang dicontohkan oleh nabi Muhammad Saw., sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT., dalam surah Luqman ayat 13-19 ialah, pendidikan tauhid, pendidikan shalat, pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat, pendidikan adab dan santun dalam keluarga, pndidikan kepribadian, pendidikan kesehatan, dan pendidikan akhlak. Pendidikan yang paling utama ialah pendidikan tauhid atau pendidikan agama, yang mana didalamnya terdapat hal-hal meliputi keyakinan akan Pencipa dan ciptaan-Nya, selain itu pula dalam pendidikan tauhid manusia akan mengetahui hakikatnya sebagai manusia serta tugas dan kewajibannya. Hidup tidak akan terarah bila tanpa ilmu agama. Akan tetapi kita sadari bahwa pendidikan agama kini menjadi hal yang dianggap biasa bahkan sebagian orang menjadiknnya hanya sebagai pendidikan tambahan. Selain pendidikan tauhid ada pula pendidikan shalat, dalam pendidikan ini merupakan pengaplikasian dalam bentuk ibadah kepada Penciptanya, sebab setelah seseorang memahami pendidikan tauhid atau agama maka ia akan menjalankan kewajiban-kewajiban yang dituntut kepadanya. Adapun pendidikan sopan santun kepada keluarga  dan masyarakat lingkungannya merupakan bentuk hasil aplikasi dari ibadahnya. Apabila ilmu tauhid sesorang telah baik maka shalat dan ibadah lainnya pun akan baik, dan apabila telah sempurna ibadah seseorang maka akhlak yang terbentuk pun akan baik, hal itu karena hatinya yang selalu dibentengi akan ilmu agama sehingga Allah pun membimbingnya dalam seluruh aspek kehidupan. Mereka itulah orang yang diberkahi hidupnya dan mereka itulah seorang pemenang sesungguhnya, seseorang yang tidak hanya memprioritaskan hidupnya hanya kepada kehidupan dunia saja akan tetapi mata dan hatinya terbuka lebar untuk mencari pendidikan untuk perbekalan kehidupan akhirat.
Lain halnya pada era modern ini, pendidikan yang lebih mendominasi ialah pendidikan mengenai eksak, sosial, politik, hukum, ekonomi dan lain sebagainya ketimbang ilmu agama yang seharusnya menjadi pondasi bagi generasi era modern khususnya. Manusia pada hakikatnya memiliki hawa nafsu yang dapat menarik akan hal yang mengajak pada keburukan, karena Allah pun telah mengatakan pada al-Qur’an surah At-Taubah ayat 24, yang mana setiap manusia bahkan dihadapkan akan banyak pilihan, akan tetapi pilihan yang mengajak kepada kebaikan hanyalah sedikit. Perbandingannya ialah delapan berbanding tiga. Telah jelas bahwa kehidupan dunia memiliki pesona yang luar biasa sehingga bisa mengalahkan pesona akhirat yang sedikit akan tetapi memiliki makna yang tak ternilai berharganya jika ia mampu memaknainya secara sempurna.
Sebagai media penyalur pendidikan, seharusnya sekolah dapat menjadi fasilitas yang baik bagi penerima pendidikan, pendidikan yang diberikan pun tidak terlepas dari pendidikan agama. Apabila pendidikan agama dijadikan sebagai pondasi  awal menyebarkan ilmu, maka hasilnya pun akan sesuai dengan yang diajarkan uswah Rasulullah. Pendidikan harus bersifat fleksibel yakni dapat menyesuaikan dengan arus perkembangan zaman. Selain peranan sekolah, perguruan tinggi pun harus menjadikan mahasiswa pengemban ilmu didalamnya paham akan pendidikan agama dan mengaplikasikannya dalam segala aspek pendidikan sebab mereka akan kembali turun ke sekolah sebagai tenaga pendidik,
Dibidang apapun, yang menjadi pemenang adalah mereka yang bersikap  kreatif, energik, dan dinamis. ( slogan Andriewongso.com ). Kreatif adalah sumber inovasi, yaitu sesuatu yang baru, bermanfaat dan dapat diaplikasikan. Para pemuda yang memiliki jiwa kreatif akan dengan mudah ia mengatasi masalah yang dihadapkan kepadanya karena jiwa kreatif ia tidak takut akan hal baru melainkan ia akan terus mencoba hal baru dan mencari hal yang bermanfaat bagi hidupnya, setelah itu ia akan lebih mudah memaknai kehidupannya. Energik ialah sesuai hukum alam, hidup itu berarti bergerak, aktif, positif, segar. Seperti halnya ketika seseorang mengendarai sepeda, ketika ia tidak ingin jatuh maka ia harus tetap berjalan, karena keseimbangan itu didapatkan dengan tidak diam.  Kita harus mengondisikan diri kita untuk selalu bermasyarakat dalam menjalani kehidupan. Dinamis, perubahan adalah sesuatu yang pasti dalam hidup kita. Karena itu, kita harus selalu menyesuaikan diri mengikuti zaman dalam kondisi apapun. Ketika seseorang dituntut mencari ilmu pendidikan maka ia pun dituntut mengenali lingkungan yang akan mempengaruhinya, dengan syarat ia tetap tegak berdiri dengan prinsipnya. Jika difilosofikan dengan seokor ikan yang terombang ambing di lautan entah sampai kapan itu dialaminya, akan tetapi ia tetap pada prinsipnya, yaitu menjaga tubuhnya agar tidak menjadi asin seperti halnya rasa air laut tersebut. Pemuda adalah generasi penerus bangsa yang seharusnya memiliki pendirian yang teguh serta memiliki semangat dalam menjalani hidup bukan menuruti keiinginan bermalas-malasan. Dengan “Kreatif, Energik, dan Dinamis”, kita akan selalu menyajikan sesuatu yang baru dan bermanfaat, sesuai dengan perkembangan zaman. Ini adalah mental sang pemenang yang bermental juara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar