Rabu, 28 Desember 2016

Macam-Macam Gaya Bahasa atau Majas

Macam-macam gaya bahasa atau majas, yaitu:
a. Majas perbandingan
Terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1. Majas perumpamaan, yaitu perandingan dua hal yang pada hakikatnya berkaitan dan sengaja dianggap sama.
Contoh: Bak mencari jarum dalam jerami (melakukan suatu yang mustahil)
2. Majas metafora, yaituperbandingan yang implisit. Metafora yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti namanya dengan benda yang menggantinya.
Contoh: kelaparan masih menghantui Etiopia
3. Majas personifikasi, yaitu majas perbandingan yang menuliskan benda mati seolah hidup.
Contoh: peluru mengoyak-ngoyak dada musuh
b. Majas pertentangan
Dibagi menjadi 7 macam, yaitu:
1. Hiperbola, adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan. Contoh: suaranya mengelegar membelah angkasa
2. Litotes, adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif. Contoh: maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi tenggorokan saja yang ada.
3. Ironi, adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran. Contoh: kau memang pandai, mengerjakan soal itu satupun tak ada yang betul
4. Antonomasia, adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan cirri khusus individu. Contoh: macam-macam! Biar si gendut yang akan menghadapinya
5. Oksimoron, adalah pengungkapan yang mengandung pendapat terhadap sesuatu yang bertentangan. Contoh: memang benar demokrasi itu system yang merakyat. Namun sudah terbukti bahwa demokrasi malah membuat seakan-akan suara rakyat adalah suara tuhan.
6. Paradoks, adalah pengungkapan terhadap suatu yang bertentangan, tetapi mengandung kebenaran. Memang penerapan islam di Indonesia belum memungkinkan. Tapi sudah bisa dibuktikan bahwa system islam akan membawa kesejahteraan kepada siapapun yang di bawah naungannya.
7. Kontradiksio, adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan tetapi sudah mengalami pengecualian. Contoh: sebenarnya semua keluarga nya pandai, hanya dia yang bodoh. Mungkin karena sifat malasnya.
c. Majas pertautan yang dibedakan menjadi:
1. Metonimia, adalah majas yan memakai cirri yang ditautkan dengan orangm barang, atau yang lainnya. contoh: ayah suka mengisap gudang garam (maksudnya rokok)
2. Sinekdok, adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti atau seluruhnya. Contoh: sudah seminggu Lia tidak tampak batang hidungnya. Sinekdok terdiri dari: a). Pras pro toto, adalah penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan. b). totem pro toto, adalah majas penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian saja.
3. Alusio, adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa dengan menggunakan peribahasa atau sampiran pantun. Majas ini disebut juga majas kliatan. Contoh: menggantang asap saja daritadi kerjamu (membual).
4. Eufemisme, adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang kasar. Eufimisme digunkan untuk menghindari diri dari sesuatu yang tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun. Contoh: kalau dalam hutan jangan menyebut nenek (pengganti harimau)
d. Majas perulangan
Beberapa majas perulangan:
1. Majas aliterasi, adalah sejenis gaya bahasa yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata yang permulaannya sama bunyinya. Contoh: datang dari danau
2. Majas tautotes, adalah gaya bahasa pengulangan atau repetisi atas sebuah kata berulang dalam konstruksi. Contoh: kakanda mencintai adinda, adinda mencintai kakanda, kakanda dan adinda asaling mencintai
3. Majas simploke, adalah gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat. Contoh: ada selusin gelas ditumpuk ke atas tidak pecah. Ada selusin piring ditumpuk ke atas tidak pecah.
4. Majas enomerasia, adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan. Contoh: Bunga yang cantik, kelopaknnya indah, tangkainya indah, durinya pun indah.
5. Majas Asonansi, adalah gaya bahasa repetisiyang berwujud perulangan vocal yang sama. Dipakai dalam karya puisiatau prosa. Contoh: tiada siaga tiada biasa
6. Majas anaphora, adalah majas yang berupa pengulangan kata atau frase pada awal kalimat atau penggalan kalimat yang disusun secara berurutan. Dengan giat belajar nilai kalian akan memuaskan dan cita-citanya tercapai
7. Majas mesodiplosis, adalah sejejnis gaya bahas repetisi yang berwujud pengulangan kata atau frase di tengah baris atau alimat yang berurutan. Contoh: anak merindukan orangtua. Orangtua merinduka anak.
8. Majas tropen, adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasa dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan seseorang. Contoh: tiap malam ia menjual suara dari satu panggung ke panggung lainnya.
9. Majas kiasmus, adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus inverse dalam satu kalimat. Contoh: ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah.
10. Majas episfora, adalah gaya bahas repitisi yang berupa perulangan kata atau frase pada akhir atau kalimat berurutan. Contoh: bahasa resmi adalah bahasa Indonesia. Bahasa nasional adalah bangsa Indonesia. Bahasa kebanggan adalah bahasa Indonesia
11. Majas Anadipolis, adalah gaya bahasa repitisi dimana kata atau frase terakhir dari kalimat menjadi kata pertama dari kalimat selanjutnya.

1 komentar: