Rabu, 28 Desember 2016

Metode Penggalian Sejarah

METODE PENGGALIAN SEJARAH

Dalam penggalian sejarah, terdapat beberapa metode yang digunakan. Untuk menggali data yang valid berkaitan dengan sejarah, diperlukan metode penggalian sejarah yang akurat. Penggalian sejarah pada umumnya menggunakan metode lisan, observasi, dan dokumenter.

A.   Metode Lisan
Metode lisan merupakan cara memperoleh keterangan mengenai data dan fakta sejarah melalui pemaparan atau komunikasi langsung dengan seorang sumber yang mengetahui peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Metode ini desebut juga metode kuesioner lisan karena terjadi suatu dialog yang dilakukan oleh penggali informasi sejarah untuk memperoleh keterangan dari pemberi informasi sejarah. Penggunaan metode ini dapat diketahui prakteknya pada pembukuan hadis oleh para Imam Hadis. Sebagai contoh, ketika Imam al-Bukhari meriwayatkan suatu hadis, ia memperoleh keterangan secara berkesinambungan dari periwayat-periwayat sebelumnya yang pada ujungnya memperoleh keterangan langsung dari Rasulullah saw. Ketersambungan informasi yang diperoleh dari para periwayat kepada Rasulullah saw dalam istilah ilmu hadis disebut sanad.

B.   Metode Observasi
Metode observasi merupakan metode penelitian dengan pengamatan secara langsung yang dicatat secara sistematis mengenai objek sejarah yang sedang diselidiki. Dikatakan metode observasi karena dalam menerapkan metode ini peneliti sejarah memperoleh data dan fakta sejarah secara langsung dengan menggunakan alat indra. Sebagai contoh, berangkat dari Qs. Ali ‘Imran [3]: 137 dan ayat-ayat lain yang memerintahkan untuk fasiru dan yang semakna, seorang peneliti objek sejarah akan memperoleh data dan fakta sejarah yang tertinggal di muka bumi.

C.   Metode Dokumenter
Metode ini merupakan metode penelitian dalam menggali data dan fakta sejarah melalui pengkajian secara cermat dan mendalam terhadap dokumentasi tertulis baik yang resmi ataupun tidak. Namun, tentunya nilai autentisitas setiap bentuk dokumentasi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. Meskipun metode dokumenter ini dapat dikatakan sebagai metode yang paling efektif dan efisien dibandingkan dengan metode lainnya, akan tetapi perlu ketelitian yang lebih tinggi untuk memperoleh keterangan sejarah dari dokumen tertulis yang sifatnya sekunder seperti tulisan sejarah, tulisan yang diterbitkan, dan catatan-catatan lainnya. Hal tersebut mengingat dalam setiap tulisan tidak menutup kemungkinan terdapat berbagai asumsi dan interpretasi penulis yang dipengaruhi oleh persepsi penulis.


1 komentar: