Kamis, 29 Desember 2016

Potensi Dasar Manusia

Potensi Dasar Manusia

Manusia yang baru lahir dari rahim ibu keadaannya masih sangat lemah, tak berdaya, dan tidak mengetahui apa-apa (QS 16:78). Untuk menjadi hamba Allah yang selalu menyembah-Nya dengan tulus (QS 51:56) dan menjadi Khalifah-Nya di muka bumi (QS 2:30), anak manusia tersebut membutuhkan perawatan, bimbingan, pengembangan segenap potensi yang dimilikinya kepada tujuan yang benar. Ia harus dikembangkan segala potensinya ke arah yang positif melalui suatu upaya yang bisa disebut tarbiyyah, ta'dib, ta'lim, atau yang lebih kita kenal dengan pendidikan.
Manusia menurut Al-Quran adalah makhluk ciptaan Allah yang diberi akal dan hati. Akal berfungsi untuk berpikir dan hati berfungsi untuk merasa. Karena kedua hal itulah manusia memiliki kecenderungan ubtuk meyakiniadanya Allah dan menaati segala perintah-Nya guna memperoleh kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat. Manusia dan alam sekitarnya tidak ada dengan sendirinya seperti dalam pandangan filsafat materialisme yang menyatakan bahwa keberadaan manusia di muka bumi ini adalah sebagai materi yang terlempar dari planet lain. Dalam pandangan Al-Quran, keberadaan manusia dan alam sekitarnya direncanakan oleh Allah melalui suatu proses penciptaan.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran ;"Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberi mu rizki, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu...."(QS 30:40)
Agar manusia selalu bahagia, maka Allah memerintahkan makhluknya agar selalu mengabdi kepada-Nya. Firman Allah :
"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku." (QS 51:56).
Untuk melaksanakan ibadah kepada Allah, manusia dibekali dengan potensi dapat mendidik dan dapat pula mendidik orang lain. Artinya, setiap manusia dapat dikembangkan, dibina, dan diarahkan kecenderungan pilihannya kepada yang terbaik untuk dirinya. Karena potensi itulah manusia diangkat menjadi khalifah di bumi, menjadi pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa suatu wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Pikiran, perasaan, dan kemampuannya untuk berbuat sesuatu merupakan komponen dari fitrah itu. Fitrah ini tidak akan pernah berubah. Itulah fitrah Allah yang melengkapi penciptaan manusia.
Firman Allah:
"Maka hadapkanlah wajahmu pada agama yang lurus (islam) dan tegakkanlah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada penciptaan Allah itu...."(QS 30:30).
Firman Allah diatas mengisyaratkan pada kita bahwa fitrah dalam bentuk potensi ini tidak akan berubah untuk selamanya, dalam arti bahwa nilai kemanusiaan yang hakiki adalah mampu berpikir, merasa, bertidak, dan kemampuan itu akan selalu berkembang. Fitrah inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya dan fitrah ini pulalah yang membuat manusia itu lebih mulia dibanding makhluk lainnya. Dengan kata lain, kemuliaan dan keistimewaan manusia itu terletak pada sejauh mana mereka mampu mengembangkan potensinya, yaitu sebagai makhluk yang dapat mendidik dan dididik ( makhluk pedagogik). Itulah potensi dasar manusia.

3 komentar: