Kamis, 29 Desember 2016

Peran Guru BK di Sekolah

Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen penyelenggara pendidikan di sekolah yang keberadaan Bimbingan dan Konseling sebagai guru sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan potensi pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Guru bk memiliki peran penting dalam proses perkembangan peserta didik sebab guru bk mengawasi setiap perkembangan peserta didiknya dalam proses mencapai perkembangan optimal. Karena itu, Struktur kurikulum yang dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencakup tugas Bimbingan Konseling pada pengembangan diri peserta didik. Dalam kurikulum ini ada tiga komponen yang saling mendukung yaitu; Mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri (Depdiknas, 2006).
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ektra kurikuler atau semacam Unit Kegiatan Siswa yang mana kegiatan pengembangan diri tersebut difasilitasi/dilaksanakan oleh konselor.
Beranjak dari pemikiran diatas, maka program Bimbingan konseling memiliki tempat yang strategis dalam pengembangan diri peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah serta tujuan pendidikan nasional secara umum.
Ada 2 opsi dalam kaitannya dengan pengembangan diri yang pertama, bila porsi pengembangan diri ekuevalen dengan 2 jam pelajaran maka 1 jam pelajaran digunakan untuk Bimbingan konseling sedangkan 1 jam pelajaran untuk kegiatan ektra kurikuler. Kedua, karena keterbatasan guru BK dengan rasio siswa yang diasuh maka guru BK mengambil tiap minggu 1 kelas selama jam efektif pengembangan diri dengan ekuevalen 2 jam pelajaran, maka tiap minggu ada 2 kelas yang mendapat pelayanan BK selama 2 jam pelajaran.

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
(a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
(b) kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
(c) hidup bersama dengan individu-individu lain,
(d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
    Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan melaksanakan tujuan  hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu, mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis, mengenal dan mengatasi masalah sendiri, mengenal dan mengembangkan kemampuannya atau potensinya secara optimal, menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama, Bimbingan Konseling merupakan salah satu komponen penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat:
(1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin;
(2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;
(3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan;
(4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya;
(5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan;
(6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar