Kondisi
Masyarakat Indonesia dalam Budaya Baca Tulis(Literasi)
Berdasarkan
penelitian Programme for International Student Assessment (PISA), UNESCO dan
Central Connecticut Univervisity yang ketiganya (yang telah di sebutkan di Bab
I bagian Latar Belakang makalah) menghasilkan sebuah kalimat renungan bagi
bangsa Indonesia yaitu lemahnya, minimnya, dan bahkan buruknya budaya literasi
masyarakat Indonesia. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, mengingat
masyarakat kita diakui dengan fasilitas perpustakaan terbaik ke-36 di dunia,
tapi di sisi lain minat baca Indonesia menempati peringkat ke-2 terendah di
atas Bostwana (World’s Most
Literate Nation,2016).
Seorang cendikiawan
Indonesia, Haidar Bagir, mengatakan bahwa tradisi literasi yang selama ini
lemah di Indonesia bisa dilihat dari fenomena perkembangan dunia digital.Pada
taraf tertentu, teknologi digital juga mengembalikan budaya baca kepada
masyarakat, baik lewat akses kepada berbagai tulisan di internet melalui search
engine yang
ada maupun melalui berbagai sarana media sosial, seperti situs web, blog,
Facebook, dan Twitter. Tapi, persoalan tidak selesai di sana. Tantangannya
justru menjadi semakin besar di mana peningkatan minat baca secara umum masih
menghantui.Alasannya, besarnya pasokan informasi yang menerpa serta sifat
sebagian besar tulisan yang tersedia di media digital telah menyebabkan para
pengguna internet mengakses lebih banyak tulisan-tulisan pendek yang kurang
keluasan dan kedalaman. Kepraktisan ini yang memanjakan masyarakat akan
menyerap informasi mentah-mentah, tanpa dipilah dan di cari kebenarannya. Pesan
dan informasi yang tersebar di internet terkadang dijadikan channel kejahatan
dunia maya seperti menjatuhkan eksistensi seseorang, mencaci, membeberkan aib,
dsb. Hal ini akan menjadi maslah dan sesuatu yang sensitif sehingga dapat
melebar ke masalah lainnya.
Dalam sebuah diskusi
parallel di auditorium Mall F(x) Sudirman, Jakarta pada akhir Mei 2016, mantan
Menteri Kemendikbud Indonesia Anies Baswedan, menjelaskan setidaknya ada tiga
masalah yang harus kita cermati terkait
minimnya budaya literasi bangsa saat ini yaitu, Ketidaksadaran bahwa
rendahny minat baca adalah masalah, Rendahnya kesadaran untuk membaca, dan
Kurangnya Penggiat di bidang literasi. Sejalan dengan itu, Muldian,dkk. mengatakansesungguhnya
permasalahan umum dalam dunia literasi di Indonesia adalah rendahnya ikatan
emosional terhadap sumber informasi salah satunya buku bacaan dan kegiatan
pemanfaatan sumber infomrasi tersebut atau kegiatan membaca. Terkait dengan
buku sebagai salah satu sumber infomrmasi, rendahnya minat dan gairah membaca
sebagian berakar dari masih kuatnya tradisi lisan dalam kehidupan sosial dan
pola berpikir masyarakat Indonesia.
Satu hal lain yang perlu
menjadi renungan bangsa yaitu, masalah yang berkaitan dengan membaca dan budaya
literasi ini memang sulit dipecahkan. Selain karena pemikiran masyarakat yang
subjektif, ini juga masalah selera.Butuh waktu yang panjang memang untuk
menguatkan budaya baca-tulis masyarakat.Butuh napas panjang dari semua elemen
untuk mewujudkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar