Rabu, 28 Desember 2016

Fase dan Tugas Perkembangan

Fase-Fase dan Tugas Perkembangan
Dalam psikologi perkembangan, kita mengeneal fase atau perkembangan. Perkembangan ialah perubahan psikologis atau mental seseorang. Pada hakikatnya tampak tidak teratur, melainkan ada urutannya. Dapat saja perkembangan tidak maju menurut umur, bahkan mungkin mundur atau menyimpang. Tetapi pada dasarnya, perkembangan itu tidak meloncat-loncat. Entah menyangkut dimensi moral atau penemuan diri. Satu tahap perkembangan harus dikuasai dahulu sebelum menginjak tahap selanjutnya. Setiap keberhasilan tahap dan tugas perkembangan, di bangun atas dasar penyelesaian tahap perkembangan sebelumnya. Betapapun lama dan rumitnya jalan perkembangan itu, tahap perkembangan yang satu diikuti oleh tahap perembangan lain.
Satu hal yang pasti, setiap fase atau tahap perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Dalam hal ini, kegiatan belajar tidak berarti kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah :
1.)    Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2.)    Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang
3.)    Adanya tuntutan cultural masyarakat
Lima fase atau tahapan perkembangan dari Buhler dan empat tahapan perkembangan dari Hurlock digunakan sebagai kerangka perkembangan sekaligus sebagai perbandingan. Sementara, delapan tahapan perkembangan dari Erikson serta enam tahap perkembangan dari Havighurst dapat dijadikan pedoman bukan sebagai sesuatu yang mutlak pasti. Dalam arti sempit, fase tau tahap itu tampak seperti sewenang-wenang, sebab anak atau individu yang satu lebih cepat berkembang, sedangkan anak atau individu yang lain membutuhkan waktu yang lebih lama. Meskipun demikian, setiap anak atau individu berkembang melalui setiap tahap perkembangan. Setiap tahap terutama tahap-tahap perkembangan yang di kemukakan Erikson dan Havighurst mempunyai tema yang menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas perkembangan konkret yang penting, yang harus dicapai anak atau individu. Beberapa tugas merupakan bagian penting dari suatu pertumbuhan yang akan menjadi sangat penting dalam kebudayaan manapun.
1.)    Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Buhler
Dalam bukunya, The First Tear of Life, Charlotte Buhler (1930), membagi fase perkembangan sebagai berikut :
a.)    Fase Pertama (0-1 tahun)
Fase ini adalah masa menghayati berbagai objek di luar diri sendiri serta saat melatih fungsi-fungsi khususnya fungsi motorik, yaitu fungsi yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh.
b.)    Fase Kedua (2-4 tahun)
Fase ini merupakan masa pengenalan dunia objektif di luar di sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat objektif. Mulai ada pengenalan pada “aku”, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berasarkan pengamatan yang objektif, tetapi memindahkan keadaan batinnya pada benda-benda di luar dirinya. Oleh karena itu, pada masa-masa ini, anak sering bercakap-cakap dengan bonekanya, atau bergurau dengan kelicinya. Di mata anak, benda permainan seolah-olah memiliki sifat seperi dirinya.
c.)    Fase Ketiga (5-8 tahun)
Fase ini dapat dikatakan sebagai masa sosialisasi anak. Pada masa ini anak mulai memasuki masyarakat luas, misalnya dengan masuk ke taman kanak-kanak, pergaulan dengan teman sepermainan dan sekolah dasar. Anak mulai mengenal dunia sekitar secara objektif dan ia mulai mengenal arti prestasi, pekerjaan, dan tugas-tugas kewajiban. Jadi, yang penting di perhatikan pada fase in adalah berlangsungnya proses sosialisasi.
Dalam pandangan A. Goslin, sosialisasi adalah proses yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam masyarakatnya (soe’oed dalam Ihromi, ed; 1999 : 30).
d.)   Fase Keempat (9-11 tahun)
Fase ini adalah masa sekolah dasar. Pada periode ini, anak mencapai objektivitas tertinggi. Dapat pula disebut sebagai masa menyelidik, mencoba, yang di stimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar. Pada akhir fase keempat ini, anak mulai menemukan diri sendiri, yaitu secara tidak sadar mulai berpikir tentang diri pribadi. Pada waktu in anak sering mengasingkan diri.


e.)    Fase Kelima (14-19 tahun)
Fase ini merupakan masa tercapainya synthes, di antara sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap keluar, pada dunia objektif. Untuk kedua kali dalam kehidupannya, anak bersifat subjektif (subjektivitas pertama terdapat pada fase kedua yaitu usia 3 tahun). Namun, subjektivitas ini dilakukan dengan sadar. Setelah berusa 16 tahun, anak atau remaja ini mulai belajar melepas diri dari persoalan tentang diri sendiri, an lebih mengarahkan minatnya pada lapangan hidup konkret, yang dahulu di kenalnya secara subjektif belaka. Lambat laun terbentuklah persesuaian di antara pengarahan ke dalam dan pengarahan diri ke luar. Diantara subjek dan objek (yang di hayatinya, mulai terbentuk suatu synthes). Dengan tibanya masa ini, tamatlah masa perkembangan anak dan perkembangan remaja. Lalu individu yang bersangkutan memasuki masa kedewasaan.

2.)    Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Hurlock
Dalam bukunya, Developmental Psychology, Elisabeth B. Hurlock (1978), mengadakan tahapan tahapan perkembangan sebagai berikut :
a.)    Prenatal (Sebelum lahir) atau Pralahir
Prenatal ini mulai dari konsepsi sampai umur 9 bulan dalam kandungan ibu.
b.)    Masa Natal
Masa natal ini terdiri atas sebagai berikut.
1.      Infacy atau Neonatus (dari lahir-14 hari)
Fase ini merupakan fase penyesuaian erhaap lingkungan. Pada masa ini mengalami masa tenang dan tidak banyak terjadi perubahan. Da lima ciri penting periode bayi neonatal. Periode ini, yang tersingkat dari periode perkembangan, merupakan penyesuaian diri yang radikal, terhentinya perkembangan, pendahuluan dari perkembangan lebih lanjut dan periode berbahaya.
2.      Masa Bayi (Antara 2 minggu – 2 tahun)
Bayi disini tidak berdaya dan sangat bergantung pada lingkungan. Dengan adanya perkembangan, lama-kelamaan bayi mulai berusaha melepaskan diri dan mulai belajar sendiri. Hal ini dimungkinkan karena tubuhnya menjadi lebih kuat dan ia dapat menguasai gerakan-gerakan ototnya, misalnya berjalan sendiri, berbicara, makan dan  bermain.
3.      Masa Anak (2-10/11 tahun)
Pada masa ini anak masih immature. Tanda-tanda khasnya adalah usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga ia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkunga yang ada. Penyesuaian sosial dilaksanakan dengan pergaulan dan berbagai pertanyaan. Ketika usia anak mencapai 3 tahun, masa ini dikenal dengan masa sturm und drang dan peiode haus nama. Usi 6 than merupakan masa penting untuk proses sosialisasi.
c.)    Masa Remaja (11/12-20/21 tahun)
Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari anak menuju dewasa.
Masa remaja terbagi lagi menjadi sebagai berikut :
1.)    Pra Remaja (11/12-13/14 tahun)
Pra remaja ini memiliki masa yang sangat pendek, kurang lebih hanya satu tahun. Dikatakan juga sebagai fase negatif, terlihat tingkah laku yang cenderung negatif. Fase yang sukar untuk anak dan orangtua. Perkembangan fungsi-funsi tubuh terutama seks bisa mengganggu.
2.)    Remaja Awal (13/14-17 tahun)
Perubahan-perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya. Dan ketidakstabilan dalam banyak hal terdpat pada masa ini. Ia mencari identitas diri, karna pada masa ini statusnya tidak jelas.
3.)    Remaja Lanjut (17-21/21 tahun)
Dirinya ingin selalu menjadi pusat perhatian, ia ingin menonjolkan diri, caranya berbeda dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energi yang besar. Ia berusaha memantapkan identitas diri dan ingin mencapai ketidak bergantungan emosional.
d.)   Masa Dewasa
Fase dewasa ini terbagi lagi atas berikut ini.
1.)    Dewasa Awal (21-40 tahun)
Tahap ini adalah tahap penyesuaian erhadap pola-pola hidup baru, dan harapan mengembangkan sifat-sifat, nilai-nilai yang serba baru. Ia diharapkan menikah, mempunyai anak, mengurus keluarga, membuka karir, dan mencapai suatu prestasi.

2.)    Dewasa Menengah (40-60 tahun)
Tahapan dewasa menengah merupakan masa transisi, masa menyesuaikan kembali, masa equilibrium-disequilibrium. Masa yang di takuti karena mendekati masa tua. Wanita disini keilangan kesanggupan masa reproduksi.
3.) Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Hurlock
     Dalam bukunya, Childhood and Society, Erik. H Erikson (1963) membagi fase dan tugas perkembangan sebagai berikut :
a.)    Masa Bayi (0-1,5 tahun)
Masa ini merupakan masa ketika berbagai kebutuhan fisik harus dipenuhi, kebutuhan untuk mengisap harus di puaskan. Masa ini oleh Erikson disebut sebagai saat kepercayaan harus di tanamkan, masa anak harus belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan masa ia belajar menjadi optimis mengenai keungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan. Masa bayi merupakan masa kebergantungan, masa ketidak berdayaan, dan masa membutuhkan pertolongan orang lain, suatu masa yang menuntut kesabaran orangtua. Pada masa ini, ibu mencintai sang bayi tanpa syarat. Apabila kepercayaan tidak di tanamkan pada masa awal ini, seseorang harus menanamkan kemudian. Tanpa kepercayaan, tidak aka nada perkembangan yang berarti.
b.)    Masa Toddler (1,5-3 tahun)
Anak mulai memisahkan diri dan bergerak secara bebas. Taggapan utama dari para orangtua terhadap toddler, yaitu membatasi. Tema pokok masa ini adalah otomasi. Tuga-tugas konkret masa toddler meliputi masa aspek penting kehidupan, bukan sekedar berjalan, bercakap, serta latihan buang air besar atau kecil, melainkan juga makan sendiri serta penjelajahan yang tidak pernah berhenti. Pada masa ini, anak menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan dua tugas penting. Pertama, pemisahan diri dari ibu dan lain-lainnya. Kedua, mulai menguasai diri, lingkungan, dan keterampilan dasar untuk hidup. Walaupun demikian, tanpa pertolongan hal itu akan berjalan secara liar dan membuat ia jatuh tersesat. Oleh karna itu, pembatasan oleh orangtua menjadi penting.
c.)    Masa Kanak-Kanak Awal (4-7 tahun)
Pada tahap ini, pusat perhatian anak berubah dari benda kepada orang. Anak beralih dari bermain sendiri menuju bermain bersama. Sosialisasi merupakan tema pokok anak belajar menyesuaikan diri dengan teman sepermainannya. Pada masa ini, tugas-tugas yang telah dimulai pada masa toddler dikembangkan lebih lanjut. Tangapan orangtua terhadap awal masa kanak-kanak adalah memberikan contoh yang baik, sebab anak akan mulai mencontoh orangtuanya.
d.)   Masa Kanak-Kanak Akhir (8-11 tahun)
Masa ini adalah masa untuk berkelompok dan berorganisasi. Tema pada masa ini adalah kerajinan. Energi anak dapat diarahkan pada tugas-tugas sosial yang terorganisasi. Anggapan dari orangtua adalah mengarahkan. Orangtua yang bijaksana akan memanfaatkan kerajinan anak pada masa ini untuk mengarahkan kejadian-kejadian sehingga hal-hal yang baik dapat terjadi. Namun, ia menghindari campur tangan dengan perintah-perintah yang otoriter terhadap inisiatif anak sendiri.
e.)    Masa Remaja Awal (12-15 tahun)
Masa masa seperti ini memperlihatkan bahwa semua hal yang dianggap baik telah berakhir. Tema awal masa ini adalah perubahan. Pada masa ini anak mulai berubah-ubah, terpusat pada diri sendiri, seks dan tubuhnya. Ia terus berminat pada tugas penguasaan yang sudah dimulai pada akhir masa kanak-kanak, sekaligus mulai membuang kegiatan-kegiatan masa kanak-kanaknya. Ini terus berlanjut sampai dia mengabaikan keluarganya. Pada dasarnya masa remaja awal merupakan suatu masa transisi. Tangapan orangtua yang paling bijaksana adalah mendukung. Hal ini bukan saatnya untuk menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam pemikira mereka atauketidak pantasan sifat murung mereka atau fakta bahwa kaos tang berlubang bukanlah pakaian yang pantas. Hal ini saat yang baik untuk membiarkan mereka membeli barang jadi satu membeli barang dan pakaiannya serta mengatur keuangan mereka sendiri. Jika masa remaja awal ini dijalani dengan bantuan orangtua yang mendukungnya, sifat yang berubah-ubah, dan keterpusatan pada diri sendiri akan hilang.
f.)     Masa Remaja Sejati
Pada tahapan ini kemenduaan dalam masa transisi akan berkurang. Remaja yang merasa cukup aman dalam identiasnya harus menghadapi pilihan-pilihan yang akan membentuk sisa hidupnya. Tema pokok masa ini adalah pemilihan tujan hidup. Tangapan yang paling baik dari orangtua adalah menyambut dengan sengang pilian anak, mendorong anak untuk menjatuhkan pilihan, dan menghargai kebebasannya.

g.)    Masa Dewasa Awal (19-25 tahun)
Pada masa ini anak mulai berdikari. Tema masa dewasa awal ini adalah kemandirian. Anggaapan orangua yang bijaksana adalah anggapan yang memperluas persahabatan dengan anak-anak mereka yang sebelumnya masih bergantung kepada mereka.
h.)    Kedewasaan dan Masa Tua
Masa dewasa merupakan fase generativitas (menciptakan) yang selalu dihadapkan pada adanya stagnasi. Masa ini ditandai dengan adanya perhatian yang tercurah pada anak-anak, keahlian produktif, keluarga, dan pekerjaan. Pada masa tua ini, adalah kebijaksanaan dan pelepasan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar