Fase-Fase dan Tugas
Perkembangan
Dalam
psikologi perkembangan, kita mengeneal fase atau perkembangan. Perkembangan
ialah perubahan psikologis atau mental seseorang. Pada hakikatnya tampak tidak
teratur, melainkan ada urutannya. Dapat saja perkembangan tidak maju menurut
umur, bahkan mungkin mundur atau menyimpang. Tetapi pada dasarnya, perkembangan
itu tidak meloncat-loncat. Entah menyangkut dimensi moral atau penemuan diri.
Satu tahap perkembangan harus dikuasai dahulu sebelum menginjak tahap
selanjutnya. Setiap keberhasilan tahap dan tugas perkembangan, di bangun atas
dasar penyelesaian tahap perkembangan sebelumnya. Betapapun lama dan rumitnya
jalan perkembangan itu, tahap perkembangan yang satu diikuti oleh tahap
perembangan lain.
Satu hal yang pasti, setiap
fase atau tahap perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring
dengan kegiatan belajar. Dalam hal ini, kegiatan belajar tidak berarti kegiatan
belajar yang ilmiah. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan
merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti
kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu
yang lazim terjadi pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang
menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah :
1.)
Adanya kematangan fisik tertentu pada
fase perkembangan tertentu
2.)
Adanya dorongan cita-cita psikologis
manusia yang sedang berkembang
3.)
Adanya tuntutan cultural masyarakat
Lima fase atau tahapan
perkembangan dari Buhler dan empat
tahapan perkembangan dari Hurlock
digunakan sebagai kerangka perkembangan sekaligus sebagai perbandingan. Sementara,
delapan tahapan perkembangan dari Erikson
serta enam tahap perkembangan dari Havighurst
dapat dijadikan pedoman bukan sebagai sesuatu yang mutlak pasti. Dalam arti
sempit, fase tau tahap itu tampak seperti sewenang-wenang, sebab anak atau
individu yang satu lebih cepat berkembang, sedangkan anak atau individu yang
lain membutuhkan waktu yang lebih lama. Meskipun demikian, setiap anak atau
individu berkembang melalui setiap tahap perkembangan. Setiap tahap terutama
tahap-tahap perkembangan yang di kemukakan Erikson
dan Havighurst mempunyai tema yang
menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas
perkembangan konkret yang penting, yang harus dicapai anak atau individu.
Beberapa tugas merupakan bagian penting dari suatu pertumbuhan yang akan
menjadi sangat penting dalam kebudayaan manapun.
1.) Fase dan Tugas Perkembangan Menurut
Buhler
Dalam
bukunya, The First Tear of Life,
Charlotte Buhler (1930), membagi fase perkembangan sebagai berikut :
a.) Fase
Pertama (0-1 tahun)
Fase ini adalah masa menghayati berbagai
objek di luar diri sendiri serta saat melatih fungsi-fungsi khususnya fungsi
motorik, yaitu fungsi yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh.
b.) Fase
Kedua (2-4 tahun)
Fase ini merupakan masa pengenalan dunia
objektif di luar di sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat
objektif. Mulai ada pengenalan pada “aku”, dengan bantuan bahasa dan kemauan
sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berasarkan pengamatan yang objektif,
tetapi memindahkan keadaan batinnya pada benda-benda di luar dirinya. Oleh
karena itu, pada masa-masa ini, anak sering bercakap-cakap dengan bonekanya,
atau bergurau dengan kelicinya. Di mata anak, benda permainan seolah-olah
memiliki sifat seperi dirinya.
c.) Fase
Ketiga (5-8 tahun)
Fase ini dapat dikatakan sebagai masa
sosialisasi anak. Pada masa ini anak mulai memasuki masyarakat luas, misalnya
dengan masuk ke taman kanak-kanak, pergaulan dengan teman sepermainan dan
sekolah dasar. Anak mulai mengenal dunia sekitar secara objektif dan ia mulai
mengenal arti prestasi, pekerjaan, dan tugas-tugas kewajiban. Jadi, yang penting
di perhatikan pada fase in adalah berlangsungnya proses sosialisasi.
Dalam pandangan A. Goslin, sosialisasi adalah proses yang dialami seseorang untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat
berpartisipasi sebagai anggota dalam masyarakatnya (soe’oed dalam Ihromi, ed;
1999 : 30).
d.) Fase
Keempat (9-11 tahun)
Fase ini adalah masa sekolah dasar. Pada
periode ini, anak mencapai objektivitas tertinggi. Dapat pula disebut sebagai
masa menyelidik, mencoba, yang di stimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik
dan rasa ingin tahu yang besar. Pada akhir fase keempat ini, anak mulai
menemukan diri sendiri, yaitu secara tidak sadar mulai berpikir tentang diri
pribadi. Pada waktu in anak sering mengasingkan diri.
e.) Fase
Kelima (14-19 tahun)
Fase ini merupakan masa tercapainya synthes, di
antara sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap keluar, pada dunia objektif.
Untuk kedua kali dalam kehidupannya, anak bersifat subjektif (subjektivitas
pertama terdapat pada fase kedua yaitu usia 3 tahun). Namun, subjektivitas ini
dilakukan dengan sadar. Setelah berusa 16 tahun, anak atau remaja ini mulai
belajar melepas diri dari persoalan tentang diri sendiri, an lebih mengarahkan
minatnya pada lapangan hidup konkret, yang dahulu di kenalnya secara subjektif
belaka. Lambat laun terbentuklah persesuaian di antara pengarahan ke dalam dan
pengarahan diri ke luar. Diantara subjek dan objek (yang di hayatinya, mulai
terbentuk suatu synthes). Dengan tibanya masa ini, tamatlah masa perkembangan anak
dan perkembangan remaja. Lalu individu yang bersangkutan memasuki masa
kedewasaan.
2.) Fase dan Tugas Perkembangan Menurut
Hurlock
Dalam
bukunya, Developmental Psychology, Elisabeth B. Hurlock (1978), mengadakan
tahapan tahapan perkembangan sebagai berikut :
a.) Prenatal
(Sebelum lahir) atau Pralahir
Prenatal ini mulai dari konsepsi sampai
umur 9 bulan dalam kandungan ibu.
b.) Masa
Natal
Masa natal ini terdiri atas sebagai
berikut.
1. Infacy
atau Neonatus (dari lahir-14 hari)
Fase ini merupakan fase penyesuaian
erhaap lingkungan. Pada masa ini mengalami masa tenang dan tidak banyak terjadi
perubahan. Da lima ciri penting periode bayi neonatal. Periode ini, yang
tersingkat dari periode perkembangan, merupakan penyesuaian diri yang radikal,
terhentinya perkembangan, pendahuluan dari perkembangan lebih lanjut dan
periode berbahaya.
2. Masa
Bayi (Antara 2 minggu – 2 tahun)
Bayi disini tidak berdaya dan sangat
bergantung pada lingkungan. Dengan adanya perkembangan, lama-kelamaan bayi
mulai berusaha melepaskan diri dan mulai belajar sendiri. Hal ini dimungkinkan
karena tubuhnya menjadi lebih kuat dan ia dapat menguasai gerakan-gerakan
ototnya, misalnya berjalan sendiri, berbicara, makan dan bermain.
3. Masa
Anak (2-10/11 tahun)
Pada masa ini anak masih immature.
Tanda-tanda khasnya adalah usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga
ia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkunga yang ada. Penyesuaian
sosial dilaksanakan dengan pergaulan dan berbagai pertanyaan. Ketika usia anak
mencapai 3 tahun, masa ini dikenal dengan masa sturm und drang dan peiode haus nama. Usi 6 than merupakan masa
penting untuk proses sosialisasi.
c.) Masa
Remaja (11/12-20/21 tahun)
Masa remaja adalah masa peralihan atau
masa transisi dari anak menuju dewasa.
Masa remaja terbagi lagi menjadi sebagai
berikut :
1.) Pra
Remaja (11/12-13/14 tahun)
Pra remaja ini memiliki masa yang sangat
pendek, kurang lebih hanya satu tahun. Dikatakan juga sebagai fase negatif,
terlihat tingkah laku yang cenderung negatif. Fase yang sukar untuk anak dan
orangtua. Perkembangan fungsi-funsi tubuh terutama seks bisa mengganggu.
2.) Remaja
Awal (13/14-17 tahun)
Perubahan-perubahan fisik terjadi sangat
pesat dan mencapai puncaknya. Dan ketidakstabilan dalam banyak hal terdpat pada
masa ini. Ia mencari identitas diri, karna pada masa ini statusnya tidak jelas.
3.) Remaja
Lanjut (17-21/21 tahun)
Dirinya ingin selalu menjadi pusat
perhatian, ia ingin menonjolkan diri, caranya berbeda dengan remaja awal. Ia
idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energi yang
besar. Ia berusaha memantapkan identitas diri dan ingin mencapai ketidak
bergantungan emosional.
d.) Masa
Dewasa
Fase dewasa ini terbagi lagi atas
berikut ini.
1.) Dewasa
Awal (21-40 tahun)
Tahap ini adalah tahap penyesuaian
erhadap pola-pola hidup baru, dan harapan mengembangkan sifat-sifat,
nilai-nilai yang serba baru. Ia diharapkan menikah, mempunyai anak, mengurus
keluarga, membuka karir, dan mencapai suatu prestasi.
2.) Dewasa
Menengah (40-60 tahun)
Tahapan dewasa menengah merupakan masa transisi,
masa menyesuaikan kembali, masa equilibrium-disequilibrium. Masa yang di takuti
karena mendekati masa tua. Wanita disini keilangan kesanggupan masa reproduksi.
3.) Fase dan Tugas Perkembangan Menurut
Hurlock
Dalam bukunya, Childhood and Society,
Erik. H Erikson (1963) membagi fase dan tugas perkembangan sebagai berikut :
a.) Masa
Bayi (0-1,5 tahun)
Masa ini merupakan masa ketika berbagai
kebutuhan fisik harus dipenuhi, kebutuhan untuk mengisap harus di puaskan. Masa
ini oleh Erikson disebut sebagai saat kepercayaan harus di tanamkan, masa anak
harus belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan masa ia
belajar menjadi optimis mengenai keungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan. Masa
bayi merupakan masa kebergantungan, masa ketidak berdayaan, dan masa
membutuhkan pertolongan orang lain, suatu masa yang menuntut kesabaran
orangtua. Pada masa ini, ibu mencintai sang bayi tanpa syarat. Apabila
kepercayaan tidak di tanamkan pada masa awal ini, seseorang harus menanamkan
kemudian. Tanpa kepercayaan, tidak aka nada perkembangan yang berarti.
b.) Masa
Toddler (1,5-3 tahun)
Anak mulai memisahkan diri dan bergerak
secara bebas. Taggapan utama dari para orangtua terhadap toddler, yaitu
membatasi. Tema pokok masa ini adalah otomasi. Tuga-tugas konkret masa toddler
meliputi masa aspek penting kehidupan, bukan sekedar berjalan, bercakap, serta
latihan buang air besar atau kecil, melainkan juga makan sendiri serta
penjelajahan yang tidak pernah berhenti. Pada masa ini, anak menggunakan
kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan dua tugas penting. Pertama, pemisahan
diri dari ibu dan lain-lainnya. Kedua, mulai menguasai diri, lingkungan, dan
keterampilan dasar untuk hidup. Walaupun demikian, tanpa pertolongan hal itu
akan berjalan secara liar dan membuat ia jatuh tersesat. Oleh karna itu,
pembatasan oleh orangtua menjadi penting.
c.) Masa
Kanak-Kanak Awal (4-7 tahun)
Pada tahap ini, pusat perhatian anak
berubah dari benda kepada orang. Anak beralih dari bermain sendiri menuju
bermain bersama. Sosialisasi merupakan tema pokok anak belajar menyesuaikan
diri dengan teman sepermainannya. Pada masa ini, tugas-tugas yang telah dimulai
pada masa toddler dikembangkan lebih lanjut. Tangapan orangtua terhadap awal
masa kanak-kanak adalah memberikan contoh yang baik, sebab anak akan mulai
mencontoh orangtuanya.
d.) Masa
Kanak-Kanak Akhir (8-11 tahun)
Masa ini adalah masa untuk berkelompok
dan berorganisasi. Tema pada masa ini adalah kerajinan. Energi anak dapat
diarahkan pada tugas-tugas sosial yang terorganisasi. Anggapan dari orangtua
adalah mengarahkan. Orangtua yang bijaksana akan memanfaatkan kerajinan anak
pada masa ini untuk mengarahkan kejadian-kejadian sehingga hal-hal yang baik
dapat terjadi. Namun, ia menghindari campur tangan dengan perintah-perintah
yang otoriter terhadap inisiatif anak sendiri.
e.) Masa
Remaja Awal (12-15 tahun)
Masa masa seperti ini memperlihatkan
bahwa semua hal yang dianggap baik telah berakhir. Tema awal masa ini adalah
perubahan. Pada masa ini anak mulai berubah-ubah, terpusat pada diri sendiri,
seks dan tubuhnya. Ia terus berminat pada tugas penguasaan yang sudah dimulai
pada akhir masa kanak-kanak, sekaligus mulai membuang kegiatan-kegiatan masa
kanak-kanaknya. Ini terus berlanjut sampai dia mengabaikan keluarganya. Pada
dasarnya masa remaja awal merupakan suatu masa transisi. Tangapan orangtua yang
paling bijaksana adalah mendukung. Hal ini bukan saatnya untuk menunjukkan
kesalahan-kesalahan dalam pemikira mereka atauketidak pantasan sifat murung
mereka atau fakta bahwa kaos tang berlubang bukanlah pakaian yang pantas. Hal
ini saat yang baik untuk membiarkan mereka membeli barang jadi satu membeli
barang dan pakaiannya serta mengatur keuangan mereka sendiri. Jika masa remaja
awal ini dijalani dengan bantuan orangtua yang mendukungnya, sifat yang
berubah-ubah, dan keterpusatan pada diri sendiri akan hilang.
f.) Masa
Remaja Sejati
Pada tahapan ini kemenduaan dalam masa
transisi akan berkurang. Remaja yang merasa cukup aman dalam identiasnya harus
menghadapi pilihan-pilihan yang akan membentuk sisa hidupnya. Tema pokok masa
ini adalah pemilihan tujan hidup. Tangapan yang paling baik dari orangtua
adalah menyambut dengan sengang pilian anak, mendorong anak untuk menjatuhkan
pilihan, dan menghargai kebebasannya.
g.) Masa
Dewasa Awal (19-25 tahun)
Pada masa ini anak mulai berdikari. Tema
masa dewasa awal ini adalah kemandirian. Anggaapan orangua yang bijaksana
adalah anggapan yang memperluas persahabatan dengan anak-anak mereka yang
sebelumnya masih bergantung kepada mereka.
h.) Kedewasaan
dan Masa Tua
Masa dewasa merupakan fase generativitas
(menciptakan) yang selalu dihadapkan pada adanya stagnasi. Masa ini ditandai
dengan adanya perhatian yang tercurah pada anak-anak, keahlian produktif,
keluarga, dan pekerjaan. Pada masa tua ini, adalah kebijaksanaan dan pelepasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar